PONOROGO_KawalTuntas.com, Dinas Pendidikan Ponorogo dibawah Drs. H. Nurhadi Hanuri, M.Pd luar biasa dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas) . Dinas Pendidikan Ponorogo menggelar rentetan acara begitu meriah untuk memperingati hardiknas 2 Mei yang juga merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia. 


Peringatan Hardiknas di Ponorogo di gelar tiap hari minggu selama 5 minggu berturut turut bersamaan dengan car free day. (CFD) di sepanjang jalan Hos Cokro dan Jendral Sudirman.


Dari agenda yang digelar berturut turut dimulai pada tanggal 27 april 2025 berupa senam 7 kebiasaan anak sehat Indonesia dengan peserta 2025. Tanggal 4 Mei 2025 Senam Aku Cinta Indonesia dan tari Gumebyaring Gunung Gamping dengan kepesertaan 2300 siswa lebih. Tanggal 11 Mei 2025 senam 7 kebiasaan anak  Indonesia Hebat dalam rangka HAN ( Hari Anak Nasional) dengan jumlah peserta 2025 siswa TK, SD dan SMP. Agenda di hari Minggu ke 4 yaitu 18 Mei 2025 dengan gelaran fashion show menghadirkan 68 peragawan.  Dan pada car free day tanggal 25 Mei 2025 senam sehat dengan melibatkan 40000 ASN dinas pendidikan. 


Gelaran semuanya berlangsung meriah melibatkan ribuan siswa tingkat TK , SD dan SMP dan juga guru. Semua semangat di kemeriahan Car Free Day. 


Tapi sangat disayangkan peringatan hari pendidikan dengan semangat mengenal lebih jauh nilai yang ditanamkan pada dunia pendidikan serta tokoh tokoh yang menyertai tidak ada dalam kemasan hari pendidikan nasional di Ponorogo. 


Semua tentang senam, tari fashion show senam lagi , lagi dan lagi. Uforia yang tidak berdasar pada spirit peringatan hari pendidikan nasional


" Untuk membentuk karakter anak bangsa dan rasa nasionalisme,seharusnya siswa sejak dini di kenal kembali pahlawan patriot bangsa yang telah terlupakan" Jelas Hadi


Anggota dewan pendidikan Ponorogo ini menilai semangat dalam kemeriahan hardikan Ponorogo memang luar biasa tetapi seakan tidak komprehensif terhadap nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik


" Misalkan menggali kembali perjuangan ki Hajar Dewantara. Ini harusnya dimunculkan supaya mereka para generasi ini cinta dan meneladani pahlawan nasional. Dimana sekarang krisis keteladanan pada titik nadir yang menghawatirkan" jelasnya. 


Dirinya berharap kedepan suguhan kemeriahan pada peringatan hari penting khususnya yang berhubungan dunia pendidikan  hendaknya mengedepankan semangat keteladanan. Meskipun juga ada acara kemeriahan yang lain. (Jun)